Silabus Penggunaan Analisis Spasial untuk Mengidentifikasi Koridor Satwa Liar di Hutan Lindung
Sesi 1: Pengenalan Analisis Spasial dan Konsep Koridor Satwa Liar
- Pengantar analisis spasial dan GIS.
- Definisi koridor satwa liar dan pentingnya bagi konservasi.
- Studi kasus dan contoh koridor satwa liar yang berhasil.
Sesi 2: Perangkat Lunak GIS dan Data Spasial
- Pengenalan perangkat lunak GIS yang umum digunakan (ArcGIS, QGIS).
- Jenis-jenis data spasial: raster, vektor, dan tabel.
- Pengumpulan data spasial: citra satelit, data penggunaan lahan, dan data topografi.
Sesi 3: Persiapan Data Spasial
- Memasukkan dan memvisualisasikan data spasial dalam perangkat lunak GIS.
- Mengelola proyeksi dan sistem koordinat.
- Menyiapkan data penggunaan lahan dan tutupan hutan.
Sesi 4: Analisis Habitat Satwa Liar
- Identifikasi habitat penting berdasarkan spesies target.
- Penggunaan layer habitat dan fitur penting lainnya.
- Analisis kesesuaian habitat menggunakan metode scoring.
Sesi 5: Modeling Distribusi Spesies
- Pengenalan modeling distribusi spesies (SDM).
- Pembuatan model habitat preferensi satwa liar menggunakan MaxEnt.
- Evaluasi dan validasi model distribusi.
Sesi 6: Identifikasi Hambatan Fisik dan Fragmentasi Habitat
- Menganalisis hambatan fisik (jalan, pemukiman) dan fragmentasi habitat.
- Penggunaan alat analisis untuk mengukur fragmentasi habitat.
- Identifikasi area rawan konflik manusia dan satwa.
Sesi 7: Analisis Konektivitas Lanskap
- Konsep konektivitas lanskap dan fragmentasi habitat.
- Pengenalan alat-alat untuk analisis konektivitas (contoh: Linkage Mapper, Circuitscape).
- Membangun model jaringan konektivitas habitat.
Sesi 8: Analisis Least-Cost Path (LCP)
- Konsep dan penerapan analisis LCP untuk menentukan jalur koridor.
- Membuat peta LCP menggunakan layer biaya (cost layer).
- Menginterpretasi hasil analisis LCP untuk menentukan rute koridor satwa liar.
Sesi 9: Pembuatan Model Koridor Satwa Liar
- Mengintegrasikan hasil analisis LCP dengan habitat dan konektivitas.
- Membangun model koridor satwa liar menggunakan ArcGIS ModelBuilder.
- Studi kasus pembuatan koridor di hutan lindung tertentu.
Sesi 10: Evaluasi Koridor dan Rencana Konservasi
- Evaluasi efektivitas koridor yang diusulkan.
- Penggunaan metode Least-Cost Path vs. Circuitscape.
- Membuat rekomendasi untuk konservasi dan perencanaan tata ruang.
Sesi 11: Analisis Risiko Fragmentasi Lahan
- Mengidentifikasi risiko fragmentasi dari rencana pembangunan (contoh: jalan raya, pemukiman).
- Pemetaan daerah berisiko tinggi menggunakan GIS.
- Strategi mitigasi untuk mencegah fragmentasi habitat.
Sesi 12: Mengintegrasikan Data Populasi Satwa Liar
- Mengumpulkan dan mengintegrasikan data populasi satwa liar.
- Menghubungkan data populasi dengan distribusi habitat.
- Membangun database untuk memantau perubahan populasi.
Sesi 13: Analisis Pergerakan Satwa dengan Data GPS
- Pengenalan teknologi GPS dan radio collar untuk studi pergerakan satwa.
- Mengolah data pergerakan GPS di perangkat lunak GIS.
- Mengidentifikasi pola pergerakan dan area aktivitas utama satwa.
Sesi 14: Penggunaan Citra Satelit untuk Analisis Habitat
- Mengunduh dan memproses citra satelit untuk analisis habitat.
- Deteksi perubahan tutupan lahan menggunakan citra satelit.
- Membangun layer perubahan habitat dari citra satelit.
Sesi 15: Penggunaan Drone untuk Pengamatan Habitat
- Pengenalan penggunaan drone untuk pengamatan habitat satwa liar.
- Pengolahan data citra drone di perangkat lunak GIS.
- Menganalisis kondisi habitat menggunakan citra drone.
Sesi 16: Pemetaan Ancaman terhadap Koridor Satwa Liar
- Mengidentifikasi ancaman: perburuan liar, pembangunan, deforestasi.
- Pembuatan peta ancaman menggunakan data lapangan dan GIS.
- Analisis dampak ancaman terhadap konektivitas habitat.
Sesi 17: Analisis Multi-Kriteria untuk Penentuan Koridor
- Pengenalan metode analisis multi-kriteria (MCE).
- Menentukan kriteria untuk koridor satwa liar.
- Mengintegrasikan berbagai kriteria ke dalam analisis koridor.
Sesi 18: Analisis Risiko dan Pengelolaan Konflik
- Identifikasi risiko konflik manusia-satwa.
- Penggunaan analisis spasial untuk mitigasi konflik.
- Strategi pengelolaan konflik di sekitar koridor satwa liar.
Sesi 19: Penggunaan Python untuk Analisis Spasial
- Pengenalan Python dalam analisis spasial.
- Implementasi skrip Python untuk analisis spasial sederhana.
- Automatisasi analisis spasial menggunakan ArcPy.
Sesi 20: Simulasi Pergerakan Satwa Liar
- Pengenalan model simulasi pergerakan satwa.
- Menggunakan alat simulasi seperti ‘HexSim’ atau ‘NetLogo’.
- Simulasi pergerakan satwa pada lanskap terfragmentasi.
Sesi 21: Pembuatan Laporan dan Visualisasi Data
- Menggunakan alat visualisasi data untuk mempresentasikan hasil analisis.
- Membuat peta dan grafik hasil analisis koridor.
- Menulis laporan teknis yang menggambarkan hasil penelitian.
Sesi 22: Studi Kasus: Identifikasi Koridor Satwa di Hutan Lindung X
- Pengumpulan data dari studi kasus nyata.
- Menerapkan metode yang telah dipelajari pada studi kasus.
- Diskusi dan analisis hasil sementara.
Sesi 23: Diskusi Hasil dan Revisi Model Koridor
- Review hasil analisis koridor yang dibuat.
- Diskusi revisi berdasarkan hasil evaluasi.
- Menyempurnakan model koridor yang telah dibuat.
Sesi 24: Membangun Database Koridor Satwa Liar
- Pengenalan database spasial untuk penyimpanan data koridor.
- Membangun dan mengelola database menggunakan PostgreSQL/PostGIS.
- Mengintegrasikan data dari berbagai sumber ke dalam database.
Sesi 25: Integrasi Analisis Spasial ke dalam Kebijakan Konservasi
- Penggunaan hasil analisis dalam pembuatan kebijakan konservasi.
- Mengkomunikasikan hasil analisis ke pembuat kebijakan.
- Studi kasus implementasi kebijakan berdasarkan hasil analisis.
Sesi 26: Studi Kasus: Pengembangan Sistem Monitoring Berbasis GIS
- Penggunaan GIS untuk monitoring perubahan habitat.
- Membangun sistem monitoring berbasis web untuk pemangku kepentingan.
- Pembuatan dashboard interaktif untuk visualisasi data monitoring.
Sesi 27: Pelatihan Penggunaan Alat dan Metode Analisis
- Pelatihan praktis penggunaan alat analisis (QGIS, ArcGIS, Circuitscape).
- Latihan analisis data nyata dari studi kasus.
- Diskusi hasil latihan dan penyelesaian masalah teknis.
Sesi 28: Pengenalan Teknologi Baru dalam Analisis Spasial
- Teknologi terbaru dalam analisis spasial (AI, machine learning).
- Penerapan machine learning dalam pemetaan habitat dan jalur satwa.
- Studi kasus penggunaan AI dalam konservasi satwa liar.
Sesi 29: Presentasi dan Diskusi Hasil Akhir
- Presentasi hasil akhir analisis koridor satwa liar.
- Diskusi dan feedback dari peserta.
- Perbaikan dan penyempurnaan hasil analisis berdasarkan masukan.
Sesi 30: Penutupan dan Rekomendasi untuk Implementasi Lapangan
- Review keseluruhan silabus dan pembelajaran.
- Diskusi tentang implementasi hasil analisis di lapangan.
- Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dan pengembangan kebijakan konservasi.
Silabus ini dapat disesuaikan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan spesifik dan data lapangan yang tersedia.